Terletak di
tepi pantai Selat Malaka yang memiliki hasil laut berlimpah, beragam hasil
bahari menjadi sumber protein utama penduduk Kabupaten Batubara, Sumatera
Utara. Diolah menggunakan rempah-rempah segar yang ditanam di perbukitan, aneka
hidangan ini membuat pengunjung selalu ingin kembali. Berikut beberapa tujuan
wisata kuliner Batubara yang layak anda cicipi.
HIDANGAN
MAKANAN MELAYU ISTIMEWA DI RM 100
Perjalanan
darat dari Medan ke Batubara dapat ditempuh selama kurang lebih 3 jam. Begitu
memasuki wilayah Kabupaten Batubara, satu rumah makan bernama RM 100 menyambut.
Dikelilingi pohon-pohon besar, rumah makan ini pas untuk rehat sebentar
menghilangkan penat berkendara di jalan yang tidak terlalu mulus. Rumah makan
ini sudah berdiri sejak beberapa tahun lalu. Dinamakan RM 100 karena lokasinya
berada 100 ilometer dari Istana Maimun yang terletak di Medan. Alkisah, dulu
tempat berdirinya rumah makan ini merupakan tanah rawa yang tidak berharga.
Namun, oleh sang pemilik, H. Achmad Cholili, diubah menjadi tempat makan dan
wisata. Awalnya, kecil saja. Namun sekarang luasnya sudah mencapai 3 hektar.
Di tempat ini
pengunjung tak hanya dapat menikmati beragam masakan khas Batubara. Namun
tempat ini juga memiliki nursery, di
mana ada beragam tanaman hias dan buah yang bisa dibeli pengunjung. Rumah makan
ini pun juga menyediakan paket pernikahan mulai dari Rp 200.000 per orang.
Makanan dan minuman yang disediakan totalnya ada sekitar 30 jenis. Harga yang
ditawarkan dari mulai Rp 10.000 sampai Rp 100.000 per porsi. Menu favorit di
antaranya Gurami Bakar. Berbeda dengan rumah makan lain, RM 100 memakai
bahan-bahan segar, termasuk rempah dan beberapa bumbu yang ditanam sendiri di
tempat ini.
Selain itu ada
juga menu Gulai Asam Batubara. Tidak seperti bumbu gulai di tempat lain, gulai
khas Batubara ini tidak menggunakan santan. Asamnya diambil dari kecombrang
segar yang ditanam sendiri. Karena menggunakan bahan-bahan yang segar itulah,
banyak pelanggan yang suka dan datang lagi di lain hari. Menu andalan lain rumah
makan ini adalah masakan khas melayu bernama Kepah Serai dan Anyang. Kepah
adalah nama sejenis kerang yang banyak terdapat di kawasan ini. Memasaknya agak
sulit dan butuh waktu. Mungkin itu yang menyebabkan makanan ini tidak ada di
restoran lain. Masakan ini adalah masakan istimewa yang biasanya hanya
disajikan pada perayaan-perayaan khusus masyarakat Melayu.
Tampilan Kepah
Serai terlihat seperti gulai kerang pada umumnya, namun irisan tipis serai yang
jumlahnya cukup banyak meninggalkan jejak berbeda di lidah saat menyantapnya.
Rasa serai yang cukup tajam mampu menyempurnakan rasa kerang Kepah yang gurih.
Sementara Anyang dibuat dari pucuk tanaman pakis atau dikenal juga dengan
sebutan tanaman paku yang ada di hutan. Karena agak sulit mendapatkannya, itu
mengapa menu ini sangat terbatas. Biasanya lewat dari jam makan siang sudah
habis, jadi siapa cepat dialah yang dapat.
Penggunaan
kelapa sangrai yang dicampur beberapa bumbu dan rempah membuat masakan ini
terasa nikmat. Dicampur udang rebus dan irisan bawang merah mentah, makanan ini
menghadirkan sensasi yang tidak bisa ditemukan pada hidangan lain. Tak heran
jika kedua masakan khas Melayu ini hanya tersedia di saat-saat istimewa.
Walaupun
nyaris semua restoran dan rumah makan di kawasan ini menyediakan menu bahari,
masing-masing tempat memiliki menu unggulan yang pantas untuk dicoba. Begitu
pun di restoran Kwala Tanjung, di sini ditawarkan beragam olahan bahari yang
tak kalah nikmatnya. Meski begitu, ada satu menu hasil olahan kepiting yang
membuat warga Batubara dan warga Sumatera Utara pada umumnya selalu kembali ke
restoran ini. Menu Sop Kepiting adalah menu andalan restoran ini yang paling
dicari pelanggan.
Tak heran,
selain porsinya besar, sop kepiting ini dibuat dari bahan-bahan segar yang
didapat tak jauh dari lokasi restoran. Kaldunya terasa manis, tanda kepiting
yang digunakan baru saja ditangkap nelayan. Per hari restoran ini bisa
menghabiskan 5-8 kilogram kepiting, dan jumlahnya akan bertambah setiap akhir
pekan. Tak kuran dari 40 menu makanan dan minuman tersedia. Untuk ikan, paling
banyak digunakan ikan laut. Tapi ada pula ikan tawar seperti gurami. Walau
bukan restoran siap saji, restoran ini mengedepankan servis dengan memasak
cepat agar pelanggan tidak terlalu lama menunggu. Harganya pun sangat beragam,
mulai Rp 10.000 per porsi. Sementara untuk menu berbahan ikan, harganya
dihitung per ons.
Waktu seakan
terhenti ketika memasuki restoran unik di kawasan Kabupaten Batubara ini.
Diiringi angin sepoi-sepoi dan burung bangau yang berterbangan mencari makan di
sekitar tempat duduk, tak heran jika restoran ini menjadi tujuan pelancong.
Terlebih pagi atau sore hari ketika para nelayan memulai tugasnya,
perahu-perahu kayu yang berseliweran di depan restoran ini menghadirkan
pemandangan yang sayang dilewatkan. Walau dibuat dari kayu sederhana, namun
restoran ini tak bisa dianggap remeh. Beragam makanan bahari khas yang
disediakan sungguh layak dicoba. Menurut Muhammad Syahrum, pemilik Restoran
Apung ini, keindahan alam yang tersaji inilah yang menjadi idenya membuka
restoran pada tahun 1997 lalu. Kebetulan pula, sang istri dan saudara iparnya
suka memasak.
Karena
berdekatan dengan Tempat Pelelangan Ikan, menu di Restoran Apung ini dijamin
kesegarannya. Mereka menyediakan ikan bakar, sop kepiting, sop udang, udang
goreng tepung, dan lain-lain. Namun, satu menu favorit di sini adalah Cumi Isi
Pulut (beras ketan) yang dimasak dengan bumbu rendang. Menu Cumi Isi Pulut ini
harus dipesan beberapa jam sebelumnya. Jadi, pelanggan harus memberi tahu
melalui telepon agar restoran bisa menyiapkannya terlebih dahulu. Pasalnya,
memasaknya butuh waktu yang lama.
MIE REBUS ASLI
MELAYU MILIK BUFFET MANGGA
Berbeda dengan
masakan di Pulau Jawa yang biasanya manis, masakan Melayu terasa lebih asin.
Jadi, jangan kaget jika baru pertama kali mencoba Mie Rebus di Buffet Mangga,
rasa asin akan mendominasi. Walau begitu, rasa rempah dan gurihnya potongan
cumi, udang, dan ikan terasa saling melengkapi. Ini yang menjadikan Mie Rebus asli Melayu kaya akan
rasa. Sejak dibuka sekitar tahun 2003, Mie Rebus ala Buffet Mangga ini langsung
menjadi favorit pelanggan. Awalnya sang pemilik hanya berjualan di pinggir
jalan. Namun sekarang sudah berhasil memiliki tempat sendiri dengan kapasitas
sekitar 300 orang.
Seiring berjalannya
waktu, menu yang ditawarkan juga bertambah. Kebanyakan karena permintaan
pelanggan juga. Awalnya hanya ada Mie Rebus dan Nasi Goreng, sekarang sudah
berkembang menjadi sekitar 30 jenis makanan. Walau sudah berbentuk restoran,
bumbu yang digunakan bukanlah bumbu siap pakai. Semua bumbu adalah warisan
keluarga dan masih dibuat sendiri oleh pemiliknya. Nama Buffet Mangga dipilih
karena berhubungan dengan pohon mangga yang berdiri di depan restoran ini.
Istimewanya, pohon mangga ini selalu berbuah tak kenal musim. Oleh karena itu,
banyak pelanggan yang datang selalu membawa pulang buah mangga dari pohon itu.
Karena itu pulalah, Buffet Mangga juga ikut membuat minuman khas bernama
Manggoria, yang terdiri dari beberapa campuran jenis buah seperti mangga, jeruk,
dan lain-lain. Minuman ini cukup populer dipesan pelanggan, terlebih pada siang
hari atau saat berbuka puasa.
02
Feb
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar